Senin, 28 Februari 2011

Pengangguran

Pengangguran adalah adanya ketimpangan antara lahan pekerjaan dengan kebutuhan orang untuk pekerjaan,. Artinya, kurang tersedianya lahan atau tempat pekerjaan, sedangkan orang yang hendak bekerja melebihi jumlah lahan pekerjaan. Pertambahan penduduk mengakibatkan perubahan di segala sektor kehidupan. Dampak kemajuan bisa dilihat dan dirasakan oleh sebagian masyarakat. Namun, ada pula yang merasakan dampak negatif dan bertambahnya jumlah pengangguran.
Jenis Pengangguran Berdasarkan Faktor Penyebabnya
Pengangguran tidak berdiri sendiri, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran, antara lain sebagai berikut.
1. Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural adalah pengangguran akibat keadaan ekonomi. Perubahan struktur ekonomi akhirnya mengalami perubaahana dalam kebutuhan tenaga kerja. Struktur ekonomi agraris berubah menjadi sistem struktur Industri, yang menuntut perubahan keterampilan yang dapat menunjang industri. Beberapa kasus pengangguran struktural terjadi pada 1998, pada saat bangsa Indonesia mengalami krisis moneter. Banyak pekerja pabrik, pegawai Bank dan perusahaan-perusahaan serta lembaga-lembaga lainnya yang mengalami kerugian, sehingga dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Pada tahun tersebut, tingkat pengangguran di Indonesia begitu tinggi. Pengangguran struktural dapat diatasi jika pemerintah melakukan dan mengeluarkan peraturan serta kebijakan yang memihak rakyat. Di samping itu, pengganggur pun harus memperdalam keahlian dan kemampuannya.
2. Pengangguran Fiksional
Pengangguran jenis ini merupakan pengangguran normal. Maksudnya, pengangguran yang sifatnya temporer karena adanya pergeseran antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Yang termasuk ke dalam pengangguran friksional adalah penganggur yang ingin mencari pekerjaan yang lebih baik, penganggur yang tidak bekerja pada waktu masuk proses kerja (membolos), dan penganggur yang sedang menunggu panggilan kerja


3. Pengangguran Voluntary
Pengangguran voluntary adalah penganggur yang sebenarnya mampu bekerja, namun memilih tidak bekerja karena mempunyai usaha. Misalnya, membuka rental mobil, membuka kos-kosan, dan lain-lain. Penganggur voluntary bisa membuka lapangan pekerjaan untuk penganggur lainnya.
4. Pengangguran Deflasioner
Pengangguran ini terjadi karena lahan pekerjaan kurang/tidak tersedia atau lahan pekerjaan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pekerja. Inilah yang memicu orang untuk melakukan urbanisasi (hijrah ke kota besar) karena daerah atau kotanya sudah tidak tersedia lagi lapangan pekerjaan), banyaknya tenaga kerja wanita (TKW), tenaga kerja Indonesia (TKI).
5. Pengangguran Teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran akibat dari kemajuan teknologi. Misalnya terjadi pada sektor pertanian dan perindustrian. Akibat dari penggunaan mesin-mesin, sumber daya manusia yang awalnya dibutuhkan, diganti oleh tenaga mesin. Pengangguran bisa menimbulkan dampak negatif, yang bukan hanya bagi sang penganggur, namun juga bagi masyarakat di sekitarnya. Pengangguran membawa permasalahan ekonomi suatu keluarga, yang bisa menyebabkan terganggunya kondisi psikis seseorang. Misalnya, terjadi pembunuhan akibat masalah ekonomi, terjadi pencurian dan perampokan akibat masalah ekonomi, rendahnya tingkat kesehatan dan gizi masyarakat, kasus anak-anak terkena busung lapar, juga terjadinya kekacauan sosial dan politik seperti terjadinya demonstrasi dan perebutan kekuasaan.



Cara Mengatasi Pengangguran
Secara umum, mengatasi pengangguran dapat dilakukan dengan cara berikut:
• Memperluas dan membuka lapangan pekerjaan.
• Bagi individu yang mampu (wiraswasta), membuka usaha baik skala kecil maupun besar. Hal ini mampu memperkecil tingkat pengangguran dan membuka lapangan pekerjaan baru.
• Mengadakan bimbingan, penyuluhan dan keterampilan tenaga kerja, menambah keterampilan, dan meningkatkan pendidikan

http://www.anneahira.com/pengertian-pengangguran.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar